11/06/2011

Klasifikasi Sepeda Gunung Berdasarkan Fungsi

Setidaknya ada 5 jenis sepeda gunung jika dikelompokkan berdasar fungsinya, yaitu:
Cross country (XC)

Dirancang untuk lintas alam ringan hingga sedang. Didesain agar efisien dan optimal pada saat mengayuh dan menanjak di jalan aspal hingga jalan tanah pedesaan. Sangat disarankan bagi pemula yang ingin memulai bermain MTB.

All mountain (AM)
Dirancang untuk lintas alam berat seperti naik turun bukit, masuk hutan, melintasi medan berbatu, dan menjelajah medan offroad jarak jauh. Keunggulan all mountain ada pada ketahanan dan kenyamanannya untuk dikendarai. Namun kurang efisien dipakai pada medan tanjakan yang panjang dan curam. Hampir semua sepeda AM bertipe full-suspension.

Freeride (FR)
Dirancang untuk mampu bertahan menghadapi drop off (lompatan) tinggi dan kondisi ekstrim sejenisnya. Bodinya kuat namun tidak secepat dan selincah all mountain karena bobotnya yang lebih berat. Kurang cocok untuk dipakai jarak jauh dan sangat tidak cocok untuk tanjakan.

Downhill (DH)
Dirancang agar dapat melaju cepat, aman dan nyaman dalam menuruni bukit dan gunung. Mampu menikung dengan stabil pada kecepatan tinggi dan selalu dilengkapi suspensi belakang untuk meredam benturan yang sering terjadi. Sepeda DH tidak mengutamakan kenyaman mengayuh karena hanya dipakai untuk turun gunung. Sepeda downhill juga lebih mengacu pada lomba, sehingga yang menjadi titik tekan dalam perancangannya adalah bagaimana agar kuat namun dapat melaju dengan cepat. Untuk menuju ke lokasi, para downhiller tidak mengayuh sepeda mereka namun diangkut dengan mobil. Tidak efisien dipergunakan di dalam kota maupun di jalur cross country.

Dirtjump (DJ)
Nama lainnya adalah trial atau urban MTB. Sepeda jenis ini awalnya didesain untuk anak muda perkotaan yang menggunakan sepeda gunung selain sebagai alat transportasi, ngebut di jalanan kota, juga digunakan untuk melakukan atraksi lompatan tinggi dan ekstrim. Fungsinya mirip BMX namun dengan bentuk yang diperbesar.

Tips Membeli Sepeda

Jangan anggap enteng masalah ini. Memilih sepeda, khususnya sepeda gunung/MTB bukan hal sepele. Begitu memasuki toko sepeda ada beragam pilihan yang membingungkan. Tanpa pengetahuan memadai tentang sepeda bisa-bisa kita membeli sepeda yang tidak sesuai dengan fungsinya. Bagi yang berkantong tebal, salah membeli sepeda tentu bukan problem serius. Tapi bagi mereka yang harus menabung sedikit demi sedikit untuk membeli sepeda, salah memilih adalah perkara besar.

Jangan sekali-kali membeli sepeda hanya karena senang pada bentuknya, tapi prioritaskan pada fungsi sepeda dan kebutuhan kita. Tentukan dulu penggunaannya untuk apa. Jangan sampai salah setting. Misalnya, ingin bike to work dengan jarak rumah ke kantor 40 km tapi yang dibeli sepeda BMX, atau mau ke gunung tapi yang dibeli city bike. Lebih sempit lagi, dalam dunia MTB misalnya, sepeda cross country dipakai untuk downhill, atau sepeda downhill dipakai dirtjump. Ada kasus frame cross country patah karena dipaksa bermain downhill.

BELI JADI ATAU MERAKIT?
Sepeda gunung bisa dibeli dalam bentuk sepeda jadi (full-bike) maupun rakitan yang komponennya kita tentukan sendiri. Sebagai pemula mana yang harus dipilih?

Pilihan pertama, membeli full-bike, berarti tinggal datang ke toko, pilih, bayar dan langsung pakai. Mudah sekali. Jika Anda tak mau repot, atau bersepeda bagi anda sekadar untuk berolah-raga dan sarana transportasi alternatif, maka membeli sepeda full-bike sangat cocok. Namun membeli full-bike juga membuat sepeda kita kurang memiliki nilai personal, karena pasti tidak sedikit orang lain yang memiliki sepeda sama dengan kita.

Pilihan kedua, sepeda rakitan. Ada yang betul-betul merakit sendiri dari A - Z, tapi ada pula yang dirakitkan oleh toko namun komponennya pilihan sendiri. Persis seperti membeli komputer rakitan. Membangun sepeda sendiri jelas lebih merepotkan. Tapi kelebihannya, sepeda rakitan memiliki nilai kepuasan tersendiri bagi pemiliknya karena speknya sesuai dengan keinginan dan pas dengan gaya pribadi. Faktor yang harus diperhatikan dalam merakit adalah kita harus faham kecocokan dari masing-masing komponen. Membeli sepeda secara rakitan karenanya kurang disarankan bagi pemula. Para pemula yang ingin merakit sepeda sendiri sangat disarankan mengajak pesepeda yang lebih senior agar tidak salah memilih komponen.

Untuk masalah kualitas, sebetulnya sama saja antara beli jadi dengan rakitan. Tetapi untuk masalah harga, dengan tingkat komponen setara, biasanya sepeda full-bike lebih murah. Kenapa? Karena sepeda full-bike diproduksi secara masal, sehingga bisa menekan biaya produksi. Kecuali bila kita merakit sepeda dengan memakai frame bajakan (generik), maka harga sepeda rakitan menjadi lebih murah. Yang dimaksud frame bajakan adalah frame sepeda gunung dengan merk terkenal (misalnya Specialized, Schwinn, Kona, dll.) tapi sebenarnya bukan buatan pabrik tersebut. Frame bajakan atau populer dengan istilah generik ini datang dari Taiwan, negeri produsen sepeda terbesar di dunia. Harga frame bajakan bisa 1/5 frame aslinya.